Sinopsis
Kisah ini dimulai dari berakhirnya masa kanak-kanak dari seorang anak
kecil perempuan yang bernama Tracy, begitu nama panggilan akrabnya. Bocah
berusia 13 tahun itu telah menyadari bahwa ada perubahan berarti dalam dirinya.
Ya, semakin dewasa dan berkembang. Sehingga ia tak mau disebut sebagai “child”.
Kini ia ingin disamakan kedudukannya seperti orang dewasa, walaupun belum
sepenuihnya ia memasuki tahap dewasa.
Gambar adegan yang diambil pada awal film itu, ketika si Tracy menatap
lekat wajah di cermin kamarnya. Kedua tangannya menyentuh lembut wajah lugunya
yang kini mulai berubah menjadi agak matang. Lalu, ia berbalik dan melompat ke
ranjang. Di sana ada sahabatnya. Mereka main pukul, Tracy minta lebih keras
dipukul.
Tiba-tiba berganti setting. Tracy telah sampai di sekolah. Ia melihat ke
bawah dan menemukan puntung rokok, ia mengambilnya dan memandangi
terus-menerus.setelah pulang sekolah, Tracy bertemu ibu kandungnya, mereka
berbicara panjang lebar, akan tetapi ada sorot ekspresi kurang mengenakkan
dalam diri Tracy pada ibunya, hingga Tracy membacakan buku mengenai orang
cacat, dimana secara tak langsung menyindir ibunya.
Tracy mempunyai sahabat dari kecil, julukannya “Little Friend”, sebelum
masalah timbul, Tracy sering bermain bersama temannya itu selayaknya anak-anak
bermain. Sampai pada saatnya tiba, Tracy melihat gank pelajar perempuan di
sekolahnya yang paling populer, sebut saja nama gank itu “Mellrose Avenue”,
karena gank perempuan itu sering berbelanja di “distro” yang seharusnya
diperuntukkan pada masa remaja akhir.
Gaya berpakaian Tracy masih selayaknya anak-anak, berwarna cerah dan
sporty, rambut pirang dikuncir terkadang dikepang. Akan tetapi, suatu saat
Tracy di sekolah, ada sekelompok teman “gaul” meledek gaya berpakaian Tracy
yang terkesan childish. Padahal, usia mereka memasuki tigabelas tahun
dan menduduki kelas VII atau 1 SMP.
Sepulang sekolah, Tracy marah pada dirinya sendiri, karena malu dengan
teman-temannya. Ia melampiaskan amarahnya dengan melepas dan melempar kaos kaki
“kanak”-nya ke tempat baju kotor. Kemudian, Tracy mulai mencoba nikmatnya asap
rokok. Dan Tracy mulai menyukai lawan jenis, terbukti ada adegan saling
memandang antara Tracy dan seorang laki-laki, dan tatapan Tracy begitu beda.
Hasrat Tracy untuk bergabung dengan gank populer di sekolah semakin
memuncak. Ketua gank itu bernama Evie, anak angkat dari seorang pelacur di kota
tempat tinggal Tracy. Tracy pun nekat mendekati dan mengajak berkenalan Evie,
cewek terpopuler di sekolahnya. Sepulang sekolah, Tracy bertanya bagaimana cara
agar menjadi anggota gank Evie, lalu Evie mengajak Tracy ke distro daerah
Mellrose Avenue sore hari dan memberitahu nomor teleponnya.
Tracy begitu gembira, ia melonjak-lonjak kegirangan. Di rumah, Tracy
segera menelepo nomor Evie. Sayang sekali, tak ada jawaban. Tracy bertekad,
akhirnya Tracy pergi ke tempat Evie dan kawan-kawan nongkrong.
Di distro Mellrose Avenue, Tracy bertemu Evie dan gank-nya. Dia melihat
harga barang yang dijual sangat mahal, sedangkan Tracy hanya membawa uang
sebesar 10 dollar saja. Lalu, Tracy bertanya ke Evie tentang cara mendapatkan
barang di toko itu dengan uang yang pas-pasan, akan tetapi Evie dan temannya
tertawa menyindir. Lalu, Evie dan temannya menunjukkan cara itu, ia mulai
menguntit barang yang ada. Tracy kaget, dan langsung meninggalkan tempat itu.
Ia duduk termenung sambil memikirkan cara mendapatkan uang
sebanyak-banyaknya dalam waktu sekejap, karena jika harus menguntit seperti
teman-temannya itu, Tracy tidak terima. Ia menyadari bahwa di sampingnya ada nenek tua yang sedang
menerima telepon dari seseorang. Nenek kaya itu begitu sibuk hingga lalai terhadap
barang bawaannya, terutama dompet. Pikiran jahat Tracy mulai merasuk, lalu ia
mencopet dompet itu dan kembali ke distro. Di luar distro, Tracy menunjukkan
hasil copetannya, sehingga membuat Evie dan temannya senang dan mereka bertiga
lari menuju distro itu, dan mulai berbelanja barang sepuasnya. Di rumah, Tracy
pamer ke kakaknya, Mason, bahwa ia telah bergaul dengan gank terpopuler di
sekolah. Mason pun terkejut dan berpikir bagaimana caranya.
Sejak itu, Tracy diterima menjadi gank populer Evie. Ada perubahan besar
dalam diri Tracy, cara berpakaiannya tak seperti biasanya, nahkan menyerupai
gank barunya. Saat diantar sekolah, biasanya Tracy mencium ibunya, tapi hari
itu ia tak mau dicium ibunya, bahkan becanda akan membunuh ibunya jika hal itu
masih dilakukan.
Tracy berjalan beriringan dengan gank barunya. Setiap pulang sekolah,
rutinitas Tracy berubah. Kini, Evie mulai mengajari Tracy menggunakan narkoba.
Evie menawar harga obat terlarang itu, dan memakainya bersama Tracy. Tracy
mengajak bermain Evie di taman rumahnya. Tiba-tiba datang Masdon dan
teman-temannya, mereka bersenda gurau satu sama lain, hingga sahabat lama Tracy
muncul. Ekspresi Tracy mulai menunjukkan tanda-tanda tidak suka. Evie
berkenalan dengan sahabat kecil Tracy dan membagi pizza. Lalu, Evie mengajak
Tracy ke taman belakang yang mana Tracy selalu dilarang pergio ke sana oleh
ibunya. Akhirnya, Tracy meninggalkan sahabat kecilnya sendiri di taman rumah,
sedangkan Tracy dan Evie pergi ke tama belakang terlarang itu.
Di taman belakang itu, Evie dan Tracy berkenalan dengan beberapa pria di
sana. Lalu, mereka mulai bersenang-senang. Narkoba yang telah habis dinikmati
oleh Tracy dan Evie, kini mulai menjadi. Mereka berdua mulai mabuk, dan menari
bersama pria-pria yang baru dikenalnya sembari air mancur taman dinyalakan.
Mason pun mencari adiknya sampai ketemu di taman itu, dan menyuruhnya pulang.
Di rumah, Mason membantu berjalan Tracy yang mabuk, ia mengomel tidak jelas
maksudnya, membuat ibu Tracy syok. Apalagi, di sana kebetulan ada kekaqsih ibu
atau calon ayah tiri Tracy. Tracy pun menjadi-jadi, dikarenakan Tracy membenci
adanya pria lain selain ayahnya, walaupun ayah dan ibu kandung Tracy telah
bercerai. Dan Tracy selalu melampiaskan dengan menyayat pergelangan tangan
menggunakan silet kecil di kamar mansi. Setelah ia terluka, sepertinya ia mulai
merasakan ketenangan.
Keesokan harinya, kebandelan Tracy semaskin menjadi. Evie mengajak Tracy
menindik lidah dan bagian tubuh yang lain, Tracy beralasan ada tugas kelompok
yang harus diselesaikan, Tracy mulai berbohong pada ibunya. Si ibu yang masih
menganggap anaknya baik-baik saja, tetap si Ibu percaya pada anaknya.
Evie juga mulai merasuki kehidupan keluarga Tracy. Ia sering menginap di
rumah Tracy dengan alasan Brooke (wali Evie, si pelacur) tidak ada di rumah,
sedangkan ia sering dipukul oleh pacar Brooke. Tracy dan ibunya merasa iba dan
memperbolehkan Evie tinggal bersama mereka. Padahal mereka tak tahu jika Evie
adalah biang perusak anak baik.
Perilaku buruk Tracy semakin menjadi seperti menyembunyikan
pakaian-pakaian liar mereka. Tracy jadi sering membantah ibunya, terutama jika
pacar ibunya datang. Bahkan Tracy pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri,
ibu dan pacar ibunya sedanmg berhubungan intim.
Tindakan terparah Tracy yaitu melepas keperawanan dengan seorang negro
campuran bernama Hobbis. Ibu Tracy semakin frustasi dan sering menelepon
sahabatnya. Ada solusi yang perlu dicoba ibu Tracy untuk mendekatkan hubungan
mereka, dan pacar ibu Tracy bisa diterima Tracy. Pada akhir pekan, tracy, Evie,
Ibu, dan pacar ibunya pergi ke bioskop. Sempat ada perdebatan mengenai film
yang akan ditonton. Akhirnya mereka beli dua tiket. Tetapi, Tracy dan Evie
menyalahgunakan kesempata itu, mereka pergi ke bar yang banyak orang dewasanya.
Saking mabuknya, Evie meninggalkan Tracy bersama pria lain, karena Tracy
menyadari bahwa Evie tak ada, akhirnya Tracy mencari Evie bersama pria tak
dikenal itu, hingga mereka bertemu, Evie keluar dari ruang ganti bersama
Hobbis, pacar Tracy. Tracy sempat curiga, merekapun kembali ke rumah.
Sebelumnya, Tracy sempat bertemu Mason yang sedang minum minuman keras.
Sesampai di rumah, perang mulut antara ibu dan Tracy pecah. Perang mulut
di antara keduanya semakin sengit, ibu yang mengkhawatirkan Tracy karena pergi
begitu saja tanpa pamit saat menonton film, dan Tracy yang semakin tak mau
diatur dan mengungkit-ungkit kembali masalah ibu dan pacarnya itu. Evie dan
Tracy ke kamar, dam Tracy mulai menyayat pergelangan tangannya lagi. Dan ibu
semakin frustasi dan disuruh mandi oleh pacarnya, dan akhirnya pacar ibu
memutuskan pergi tak tinggal bersama lagi, dan sadar bahwa kehadiran pria lain
tak dapat diterima.
Ayah kandung Tracy menghampiri Tracy paginya, dan mulai mengajak bicara.
Tetapi, ayahnya selalu sibuk dengan berbunyinya telepon genggam ayah ya terus
menerus. Dan, Tracy mengerti bahwa ayahnya sibuk san mempersilahkan ayahnya
pergi.
Keesokan harinya, Tracy masuk sekolah seperti biasa. Tiba-tiba Tracy
kaget bahwa tugasnya dikumpulkan hari itu juga. Tracy semakin frustasi. Dan
memprotes orang-orang untuk mengingatkannya, tetapi pernyataan Tracy disanggah
sahabat kecilnya.bahwa ia telah berusaha menelepon selular Tracy dan
meninggalkan banyak pesan. Tracy meninggalkan kelas, ia ke toilet sekolah dan
berkaca, ia memandangi dirinya sendiri dan mulai mnyesali atas perilakunya
selama ini. Ia menmghapus make up-nya. Dan menghadap ke wali kelas bahwa
ia tidak naik kelas. Tracy pulang dan dikejutkan lagi. Ada Evie dan walinya,
serta ibu. Mereka menyidang Tracy atas barang-barang yang ditemukan di kamar
Tracy. Padahal, itu bukan milik Tracy, melainkan Evie. Ternyata, Tracy difitnah
Evie dan walinya bahwa Tracylah biang kerok yang merusak Evie, padahal
sebaliknya.
Tracy berlari ke dapu dan menangis tersedu-sedu, lalu ibunya memeluk dan
menenangkan putri kecil yang sangat disayangi itu.
Identifikasi
Permasalahan
Permasalahan kompleks dari si kecil Tracy ialah pada saat ia memasuki
masa remaja, dimana ia tak ingin diakui sebagai anak-anak lagi. Berlatar
belakang yang berasal dari keluarga Tracy yang broken home semakin
menambah peliknya masalah Tracy. Rasa keingintahuan dan ingin diakui oleh orang
lain yang besar, Tracy berani mencoba hal-hal baru yang tanpa disadarinya itu
malah akan merusak dirinya, tanpa disaring terlebih dahulu mana yang baik dan
tidak baik. Padahal, ia telah mengetahui keburukan dari apa yang akan dicobanya
itu.
Kemudian, ocehan teman-temannya yang menyindir perilaku dan cara
berpakaian merangsang Tracy untuk semakin
nekat bergabung dengan gang “populer” di sekolah.. Ditambah lagi dengan
hubungan Tracy yang agak renggang dengan ibunya karena ibunya mempunyai pacar
baru, membuat Tracy cemburu dan merasa ibnunya direbut oleh pria berstatus
pacar Tracy itu.
Tracy merasa kurang adanya perhatian yang dilimpahkan untuknya, sehingga
ia menceri-cari perhatian dengan berubah semakin buruk, dan ia berpikiran untuk
menghukum ibunya dengan berperilaku kasar pada ibunya.
Adanya pihak ketiga yaitu Evie memasuki kehidupan Tracy membimbing
langkah tegap Tracy menuju gerbang kehancuran, dikarenakan Evie cemburu Tracy
menjadi anak yang baik dan berprestasi di sekolah. Evie ingin nasibnya yang
buruk juga dialami orang lain, salah satunya Tracy.
Setelah menonton film “Thirteen”
yang begitu mengharu biru, kita jadi tahu bagaimana kondisi dinamika sosial
yang ada dalam masyarakat sebenarnya. Walaupun, film tersebut berasal dari luar
negeri, bersetting budaya Barat. Akan tetapi, perkembangannya tak jauh berbeda
dengan di negara-negara timur, terutama Indonesia.
Pada era yang digembar-gemborkan
demokratis, global, bebas, dan beraliran postmodernisme yang mana menolak
segala seusatu yang modern dengan sesuatu yang lebih modern ini, malah
melahirkan suatu peradaban yang buruk, sepertinya masyarakat menjadi mainan
dalam monopoli perkembangan dunia. Lingkungan sosial yang mempengaruhi
perkembangan remaja mendominasi. Salah satunya, seperti film “Thirteen” yang
sebagai bahan rujukan menganalisa kondisi perkembangan masa remaja saat ini.
Istilah remaja dalam masyarakat
Barat disebut adolescence atau adolesen, menurut bahasa sadurannya.
Tracy yang merupakan tokoh utama dalam film “Thirteen” ialah bocah berusia 13
tahun yang sedang mengakhiri masa kanak-kanaknya dan memasuki periode remaja awal
atau pubertas. Sesuai teori dari ahli psikologi yaitu Monks, Knoers, dan
Haditomo yang mengklasifikasikan usia yang masuk masa remaja, diantaranya: (1)
masa pra-remaja atau pra-pubertas (10-12 tahun), (2) masa remaja awal atau
pubertas (12-15 tahun), (3) masa remaja pertengahan (15-18 tahun), (4) masa
remaja akhir (18-21 tahun). si Tracy termasuk pada kriteria kedua dan ia telah
mengalami masalah yang begitu pelik yang seharusnya tidak terjadi padanya.
Ia menjadi sosok populer di kalangan
para guru karena kecerdasan dan prestasinya, salah satunya buah karya Tracy
berupa puisi pernah ia menangkan, akan tetapi ia kurang “populer” di kalangan
teman-temannya, karena cara berpakaian dan pergaulannya masih terkesan dalam
periode anak-anak akhir. Sedangkan Evie, sosok “populer” di sekolah karena
penampilannya yang matang sebelum waktunya, layaknya orang dewasa atau masa
remaja akhir. Akan tetapi, Evie populer dalam keburukannya, banyak yang
menyukai bahkan membencinya.
Semua masalah bermula dari keinginan
Tracy untuk menjadi anggota gang Evie, sebab
pada masa adolesen, remaja ingin mengaktualisasikan dirinya agar menarik
perhatian orang-orang di lingkungan sekitar. Apalagi, ketika si anak menyadari
adanya perubahan signifikan dalam dirinya, seperti perubahan fisik. Di awal
cerita si Tracy bercermin dan mengusap-usap wajah dan memandangi tubuhnya,
berarti ia telah menyedari adanya perubahan fisik dalam dirinya. Seperti tulang
pada wajah yang semakin membentuk sempurna, yang mana wajah masa kanak-kanak
sedikit demi sedikit mulai menghilang, anehnya film ini tidak menceritakan
kondisi Tracy sudah mengalami menstruasi atau belum, sehingga penulis agak
kesulitan mengklasifikasikan Tracy sudah layak disebut remaja atau belum, kalau
menurut perkembangan tinggi, berat, proporsi tubuh sudah mewakili, akan tetapi
bukti perkembangan lebih mendukung ialah melalui menstruasi.
Seiring
dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa
remaja juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang
sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar.
Pada
perubahan pubertas, ciri-ciri seks primer dan sekunder pada Tracy mulai
terbentuk walaupun belum sepenuhnya terlihat, akan tetapi bisa dilihat dari
lekuk tubuh yang mulai terbentuk. Kemudian, menurut Malina, menstruasi pertama
pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain, yang meliputi
pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul
dan bahu. Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka
ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
Perkembangan
seksualitas dalam film ini lebih mendominasi. Ini dibuktikan dengan adanya
seringnya Tracy melakukan seks bersama pacarnya, dan pembicaraan dengan Evie
sering mengarah pada hal-hal seksualitas.
Menurut
Mussen, Conger, dan Kagan mengenai perkembangan kognitif remaja bahwa masa
remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dan
menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini adalah
karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak mencapai
kesempurnaan, dan remaja mulai bisa menalar hal-hal yang ada. Menurut Carol dan
David bahwa adanya reorganisasi pada lingkaran saraf prontal lobe yang
berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan
perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. Terbukti dengan
perilaku Tracy, ia sudah bisa memikirkan hal-hal yang sebelumnya belum pernah
ia lakukan, yaitu ia berani mengambil keputusan untuk mencuri dompet nenek tua
untuk memenuhi hasrat berbelanjanya bersama teman-teman gank barunya, agar ia
bisa diterima dalam gank tersebut.
Menurt
teori perkembangan kognitif Piaget, anak tahap operational formal ini mulai
mampu memecahkan masalah dengan membuat perencanaan kegiatan terlebih dahulu
dan berusaha mengantisipasi berbagai macam informasi yang akan diperlukannya
untuk memecahkan masalah terbut. Akan tetapi, walaupun Tracy mampu memecahkan
masalah, dalam pemecahan masalahnya selalu timbul masalah baru.
Tracy
selalu salah mengambil keputusan karena dipengaruhi oleh Evie, karena mereka
masih dalam tahap remaja awal. Sedangkan, menurut Santrock, ia mengatakan bahwa
dalam hal pengambilan keputusan, remaja yang lebih tua ternyata lebih kompeten
dinadingkan remaja yang lebih muda, sekaligus lebih kompeten dibandingkan
anak-anak. Dibandingkan dengan anak-anak, remaja yang lebih muda cenderung
menghasilkan pilihan-pilihan, menguji situasi dari berbagai perspektif,
mengantisipasi akibat dari keputusan-keputusan, dan mempertimbangkan
kredibilitas sumber-sumber. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan remaja
yang lebih tua, remaja yang lebih muda memiliki kemampuan yang kurang dalam
keterampilan pengambilan keputusan.
Dalam
tahap perkembangan orientasi masa depan, Tracy kuranbg memahami, karena ia
terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Menurut Nurmi, ia mengatakan bahwa
skema kognitif berinteraksi dengan tiga tahap proses pembentukan orientasi masa
depan, yaitu: (1) motivasi , (2) perencanaan, (3) evaluasi.
Pada
masa remaja ini juga mengalami perkembangan penalaran moral dan agama,
sedangkan Tracy kurang dalam hal ini. Id-nya yang terus menuntut sehingga
superegonya kurang bermain.
Pada
perkembangan identitas, menurut teori Seiffert dan Hoffnung, Tracy berumur 13
tahun, akan tetapi menurut teori seharusnya ia memasuki tahap practice yang
untuk usia 14-15 tahun, kartena pada tahap practice Tracy telah pandai untuk
membantah perrkataan orangtua. Menurut teori umur Tracy masih dalam tahap
diferentation yaitu merasa bberbeda dari yang lainnya.
Menurut
Erikson, Tracy mengalami tahap Identitas dan kebingungan peran (ego identity vs
role confusion), karena ia ingin berubah seperti orang lain dan belum menemukan
jati dirinya.
Berlatar
belakang broken home menjadikan pribadi Tracy yang kurang membanggakan sosok
orangtua. Setiap kali ia bermasalah atau bertengkar dengan ibunya maka ia
selalu menyayat pergelangan tangannya, ini sudah termasuk dalam tindakan
abnormal, karena ketika ia menyakiti diri sendiri maka ia merasakan kenikmatan
atau ketenangan tiada tara. Apalagi ia terkena narkoba, yang kondisi psikisnya
semakin labil karena pengaruh obat-obatan terlarang.
Memang
ini tidak sepenuhnya Tracy disalahkan. Pola suh orangtua sangat berpengaruh dalam
perkembangan si anak, terutama saat menginjak masa remaja.
Kebiasaan
ibu yang suka merokok dan minum-minuman keras juga sangat mempengaruhi
perkembangan anak. Cara mendidik anak yang keliru, misalnya sering mengancam
anak, dan orangtua tidak kompak sehingga cerai, apalagi orangtua merasa selalu
benar dan berbohong pada anak, maka ini menyumbangkan perilaku buruk pada anak.
Seharusnya,
ada penataan ulang dalam lingkungan fisik, sosial, pendidikan, dialog antara
anak dan orangtua, suasana psikologisnya juga dibenahi, agar tidak menjadi
keluarga abnormal.
KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa yang
rentan, yang mana masa remaja merupakan jembatan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Baik tidaknya orang tersebut dilihat dari masa remaja. Jika pada masa
remajanya ia baik, maka sebagian besar pada masa dewasa berpengaruh pada
perilaku baik juga, begitupula sebaliknya.
Diperlukan kerjasama pada orangtua
untuk mendidik si anak. Cara dan metode mendidik anak haruslah sesuai dan
demokratis. Di film tersebut si ibu mendidik anak demokratis, akan tetapi
demokrasi disalahgunakan, sehingga si ibu terlalu mendemokratiskan si anak,
sehingga pendidikan semula yang demokratis berbuah menjadi pendidikan yang
terlalu menuruti si anak sehingga pada masa remaja ia lebih tidak terkontrol
perilakunya, karena tidak ada sosok yang “ditakuti” atau disegani, ia hanya
meneladani diri sendiri..
Daftar Referensi :
Ardani,
Tristiadi Ardi dkk.2007.Psikologi Klinis.Yogyakarta:Graha Ilmu.
Desmita.2006.Paikologi
Perkembangan.Cetakan Kedua.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Kartono.
Kartini.2007.Psikologi Anak.Cetakan Keenam.Bandung:Mandar Maju.
Santrock,
.Psikologi Perkembangan
Shochib,
Dr.Moh.1998.Pola Asuh Orang Tua: untuk Membantu Anak Mengembangkan
Disiplin
Diri.Jakarta:Rineka
Cipta.
Sulaeman,
Dr.Dadang.1995.Psikologi Remaja.Bandung:Mandar Maju.
www.trimanjuniarso.wordpress.com
www.ensiklopedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Butuh banget masukan dan komentar yg membangun, trims yaaa... :)