About Andda

Foto saya
Surabaya, East Java, Indonesia
I'm an ordinary female with great passion. I'm psychologist wannabe soon, and also stars, shoes, travelling, rainbow-lovers... Just send me via email, tell ur problems, n' i'll help u, inshaallah. :) I'm chocomilk, dragonfruit n' yoghurt lovers, gadget freak, n' books lover.
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Selasa, 05 Maret 2013

Teori Self Carl Rogers


Rogers lahir di oak park, lllinois, sebuah daerah pinggiran Chicago, pada 8 januari 1902, Carl Rogers adalah anak keempat dari enam bersaudara, ayahnya adalah insinyur teknik sipil yang sukses sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga pemeluk Kristen yang taat. konsepi-konsepi pokok dalam teori Rogers:
  • Organism yaitu keseluruhan individu (the total individual). Organism memiliki sifat-sifat berikut:
a)      Organism bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b)      Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
c)      Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
  • Medan Phenomenal yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
  • Self yaitu bagian medan phenomenal yang terdinteferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”. Self mempunyai bermacam-macam sifat:
a)      Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b)      Self mungkin menginterasikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c)      Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d)      Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e)      Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f)       Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

teori Rogers mengenai self dan dalil- dalilnya:
·          “Tiap individu ada dalam dunia pengalaman yang selalu berubah, di mana dia menjadi pusatnya”. Rogers berpendapat, bahwa mungkin hanya sebagian kecil saja daripada dunia pengalaman itu yang disadari.
·         “Organisme bereaksi terhadap medan sebagaimana medan itu dialami dan diamatinya. Bagi individu dunia pengamatan ini adalah kenyataan (realitas)”. Dalil ini menunjukkan, bahwa pribadi tidak bereaksi terhadap perangsang-perangsang dari luar dan pendorong dari dalam sebagaimana adanya (as such, an sich), tetapi dia bereaksi terhadap hal yang merangsang dan mendorongnya seperti apa yang dialaminya.
·         “Organisme bereaksi terhadap medan phenomenal sebagai keseluruhan yang terorganisasi (organized whole)”. Istilah organized whole ini konsepi holistis yang berasal dari psikologi gestalt (Goldstein). Pendapat ini menunjukkan bahwa Rogers tidak sepaham dengan cara penyelidikan segmental, misalnya stimulus-response (psikologi).
·         “Organisme mempunyai satu kecendrungan dan dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan diri.”. dalil ini diasalkan dari Snygg dan Combs dan sesuai dengan gagasan yang serupa dikemukakan Angyal dan Maslow, dan kalau dibandingkan dengan pendapat ahli-ahli dari eropa daratan mirip dengan pendapat Stern.
·         “Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha organisme yang berarah tujuan (goal-directed, doelgericht), yaitu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana dialaminya, dalam medan sebagaimana diamatinya”. Walaupun ada banyak kebutuhan-kebutuhan namun itu semua mengabdi kepada tujuan organisme untuk mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
·         “Emosi menyertai dan pada umumnya memberikan fasilitas tingkah laku berarah tujuan itu”. Dalil ini didasar kepada pandangan tentang emosi yang dikemukakan oleh Prescott (1938) dan Leeper (1948) yang menyatakan, bahwa emosi itu tidak mengganggu bahkan berguna bagi penyesuaian diri.
·          “Jalan yang paling baik untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal frame of reference orangnya sendiri”.
·         “Suatu bagian dari seluruh medan pengamatan sedikit demi sedikit terdefinisiasikan sebagai self”. Disini Rogers mengikuti Snygg dan Combs, yaitu berpendapat, bahwa self phenomenal terdiferensiasikan dari medan phenomenal.
·         “Sebagai hasil saling pengaruh (interaction) dengan lingkingan, terutama sebagai hasil dari saling pengaruh yang bersifat menilai dengan orang lain, struktur self itu terbentuk pola pengamatan yang teratur, lentur (fluid), selaras dalam hubungan dengan “I” atau “me”, beserta nilai-nilai yang dihadapi dengan konsepsi ini”. Diantara diskriminasi-diskriminasi yang dipelajari oleh anak-anak kecil ialah memungkinkan dia membedakan dirinya sebagai obyek dari lingkungannya.
·         “nilai-nilai terikat kepada pengalaman, dan nilai-nilai yang merupakan bagian struktur self, dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang dialami langsung oleh organisme, dan dalam beberapa hal adalah nilai-nilai dan diintroyeksikan atau diambil dari orang lain, tetapi diamati sebagai dialaminya langsung”.
·         “pengalaman yang terjadi dalam kehidupan individu itu dapat dihadapi”
·         “kebanyakan cara-cara bertingkah laku yang diambil orang ialah yang selaras dengan konsepsi self”. Apabila dalil ini betul, maka cara yang paling baik untuk mengubah tingkah laku ialah mengubah konsepsi self ini.
·         “dalam beberapa hal tingkah laku itu mungkin didorong oleh pengalaman-pengalaman dan kebutuhan-kebutuhan organis yang tidak dilambangkan. Tingkah laku yang demikian itu mungkin tidak serasi dengan struktur self, akan tetapi dalam hal yang demikian tingkah laku itu tidak diakui (dimiliki,own) oleh individu yang bersangkutan”
·         “psychological maladjustment terjadi apabila organisme menolak menjadi sadarnya pengalaman sensoris dan visceral yang kuat, yang selanjutnya tidak dilambangkan dan diorganisasikan ke dalam gestalt struktur self. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi psychological tension”
·         “tiap pengalaman yang tak selaras dengan organisasi atau struktur self akan diamati sebagai ancaman, dan makin meningkat pengamatan itu akan makin tegas struktur self itu untuk mempertahankan diri”.   

Referensi : 
            Suryabrata Sumadi, Psikologi Kepribadian.1982 Rajawali pers, Jakarta
        Boeree George. C., Personality Theories Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Cetakan Iv, juli 2006,  Primasphopie, Jogjakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Butuh banget masukan dan komentar yg membangun, trims yaaa... :)