Rogers
lahir di oak park, lllinois, sebuah daerah pinggiran Chicago, pada 8 januari
1902, Carl Rogers adalah anak keempat dari enam bersaudara, ayahnya adalah
insinyur teknik sipil yang sukses sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah
tangga pemeluk Kristen yang taat. konsepi-konsepi pokok dalam teori Rogers:
- Organism yaitu keseluruhan individu (the total individual). Organism memiliki sifat-sifat berikut:
a)
Organism bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan
phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b)
Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu:
mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
c)
Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga
hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga
pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak
memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
- Medan Phenomenal yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience). Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
- Self yaitu bagian medan phenomenal yang terdinteferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”. Self mempunyai bermacam-macam sifat:
a)
Self berkembang dari interaksi organisme dengan
lingkungannya.
b)
Self mungkin menginterasikan nilai-nilai orang lain dan
mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c)
Self mengejar (menginginkan) consistency
(keutuhan/kesatuan, keselarasan).
d)
Organisme
bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e)
Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur
self diamati sebagai ancaman.
f)
Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan
(maturation) dan belajar.
teori
Rogers mengenai self dan dalil- dalilnya:
·
“Tiap
individu ada dalam dunia pengalaman yang selalu berubah, di mana dia menjadi
pusatnya”. Rogers berpendapat, bahwa mungkin hanya sebagian kecil saja daripada
dunia pengalaman itu yang disadari.
·
“Organisme bereaksi terhadap medan sebagaimana
medan itu dialami dan diamatinya. Bagi individu dunia pengamatan ini adalah
kenyataan (realitas)”. Dalil ini menunjukkan, bahwa pribadi tidak bereaksi
terhadap perangsang-perangsang dari luar dan pendorong dari dalam sebagaimana
adanya (as such, an sich), tetapi dia bereaksi terhadap hal yang merangsang dan
mendorongnya seperti apa yang dialaminya.
·
“Organisme bereaksi terhadap medan phenomenal
sebagai keseluruhan yang terorganisasi (organized whole)”. Istilah
organized whole ini konsepi holistis yang berasal dari psikologi gestalt
(Goldstein). Pendapat ini menunjukkan bahwa Rogers tidak sepaham dengan cara
penyelidikan segmental, misalnya stimulus-response (psikologi).
·
“Organisme mempunyai satu kecendrungan dan
dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan
diri.”. dalil ini diasalkan dari Snygg dan Combs dan sesuai dengan gagasan yang
serupa dikemukakan Angyal dan Maslow, dan kalau dibandingkan dengan pendapat
ahli-ahli dari eropa daratan mirip dengan pendapat Stern.
·
“Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha
organisme yang berarah tujuan (goal-directed, doelgericht), yaitu untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana dialaminya, dalam medan sebagaimana
diamatinya”. Walaupun ada banyak kebutuhan-kebutuhan namun itu semua mengabdi
kepada tujuan organisme untuk mengaktualisasikan, mempertahankan, dan
mengembangkan diri.
·
“Emosi menyertai dan pada umumnya memberikan fasilitas
tingkah laku berarah tujuan itu”. Dalil ini didasar kepada pandangan tentang
emosi yang dikemukakan oleh Prescott (1938) dan Leeper (1948) yang menyatakan,
bahwa emosi itu tidak mengganggu bahkan berguna bagi penyesuaian diri.
·
“Jalan
yang paling baik untuk memahami tingkah laku ialah dengan melalui internal
frame of reference orangnya sendiri”.
·
“Suatu bagian dari seluruh medan pengamatan
sedikit demi sedikit terdefinisiasikan sebagai self”. Disini Rogers mengikuti
Snygg dan Combs, yaitu berpendapat, bahwa self phenomenal terdiferensiasikan
dari medan phenomenal.
·
“Sebagai hasil saling pengaruh (interaction)
dengan lingkingan, terutama sebagai hasil dari saling pengaruh yang bersifat
menilai dengan orang lain, struktur self itu terbentuk pola pengamatan yang
teratur, lentur (fluid), selaras dalam hubungan dengan “I” atau “me”,
beserta nilai-nilai yang dihadapi dengan konsepsi ini”. Diantara
diskriminasi-diskriminasi yang dipelajari oleh anak-anak kecil ialah
memungkinkan dia membedakan dirinya sebagai obyek dari lingkungannya.
·
“nilai-nilai terikat kepada pengalaman, dan
nilai-nilai yang merupakan bagian struktur self, dalam beberapa hal adalah
nilai-nilai yang dialami langsung oleh organisme, dan dalam beberapa hal adalah
nilai-nilai dan diintroyeksikan atau diambil dari orang lain, tetapi diamati
sebagai dialaminya langsung”.
·
“pengalaman yang terjadi dalam kehidupan
individu itu dapat dihadapi”
·
“kebanyakan cara-cara bertingkah laku yang
diambil orang ialah yang selaras dengan konsepsi self”. Apabila dalil ini
betul, maka cara yang paling baik untuk mengubah tingkah laku ialah mengubah
konsepsi self ini.
·
“dalam beberapa hal tingkah laku itu mungkin
didorong oleh pengalaman-pengalaman dan kebutuhan-kebutuhan organis yang tidak
dilambangkan. Tingkah laku yang demikian itu mungkin tidak serasi dengan
struktur self, akan tetapi dalam hal yang demikian tingkah laku itu tidak
diakui (dimiliki,own) oleh individu yang bersangkutan”
·
“psychological maladjustment terjadi apabila
organisme menolak menjadi sadarnya pengalaman sensoris dan visceral yang kuat,
yang selanjutnya tidak dilambangkan dan diorganisasikan ke dalam gestalt
struktur self. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi psychological
tension”
·
“tiap pengalaman yang tak selaras dengan
organisasi atau struktur self akan diamati sebagai ancaman, dan makin meningkat
pengamatan itu akan makin tegas struktur self itu untuk mempertahankan diri”.
Referensi :
Suryabrata Sumadi, Psikologi Kepribadian.1982
Rajawali pers, Jakarta
Boeree George. C., Personality Theories Melacak
Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia. Cetakan Iv, juli 2006, Primasphopie, Jogjakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Butuh banget masukan dan komentar yg membangun, trims yaaa... :)